Logo Network
Network

Janda Muda Mengapa Mudah Dijumpai di Desa, Nomor 4 Paling Parah

Lutfan Faizi
.
Rabu, 18 Mei 2022 | 11:23 WIB
Janda Muda Mengapa Mudah Dijumpai di Desa, Nomor 4 Paling Parah
Janda muda mengapa mudah dijumpai di pedesaan? (Foto: Ilustrasi/Dok)

JANDA muda mengapa mudah dijumpai di pedesaan? Janda merupakan status yang melekat pada seorang wanita yang telah resmi bercerai atau ditinggal mati suaminya. 

Khusus janda cerai, beberapa wanita terpaksa memilih berpisah dengan suami karena berbagai faktor kehidupan yang tidak bisa ditemukan solusinya. 

Dalam hal ini, kasus perceraian yang terus berlanjut menyebabkan beberapa wanita muda harus hidup dengan status janda sampai jangka waktu yang belum diketahui. 

Berikut beberapa penyebab meningkatnya angka janda muda di pedesaan. 
1. Faktor Pernikahan Dini 
Pernikahan dini menjadi faktor utama meningkatnya angka janda muda di desa-desa. Hal ini dikarenakan stereotip atau kebiasaan yang sudah melekat pada warga desa untuk segera menikahkan anak perempuan. 

Para orangtua dalam hal ini, lebih memilih menikahkan anak perempuan mereka daripada harus mengirim anak untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Masih banyak orangtua yang menganggap bahwa kodrat perempuan adalah menikah dan melayani suaminya. 

Sehingga mereka lebih memilih untuk segera menikahkan si anak perempuan walaupun masih terlalu dini usianya. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka janda muda di desa, karena beberapa perceraian terjadi ketika anak tersebut belum siap untuk menikah, namun tetap dipaksa untuk segera menikah.  Hasilnya adalah dia gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang  istri, dan berakhir dengan perceraian.

2. Faktor Ekonomi 
Faktor ekonomi menjadi salah satu faktor yang paling umum untuk dijadikan alasan dalam perceraian. Hal tersebut tidak bisa dibantah, karena faktor ekonomi yang buruk biasanya akan menciptakan rumah tangga yang kurang harmonis. 

Faktor ekonomi ini sangat berpengaruh dalam meningkatnya angka janda muda di desa-desa. Mungkin bagi sebagian warga desa, hidup secara sederhana sudahlah cukup. Namun, ada juga sebagian yang merasa kurang ketika kebutuhan sehari-harinya tidak terpenuhi. 

Hal tersebut yang menyulut pertengkaran antara suami dan istri, lalu berakhir dengan perceraian. Faktor ekonomi yang buruk diperparah dengan keadaan pandemi corona yang saat ini masih melanda. Banyak suami yang kehilangan mata pencaharian. Mereka di PHK, usaha mereka bangkrut, dan berbagai alasan lain menyebabkan suami tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Halaman : 1 2
Bagikan Artikel Ini